Forum Pengembangan BDI

Bertempat di Hotel Park Jakarta, pada tanggal 5 – 7 April 2011 Pusdiklat Industri telah menyelenggarakan Forum Pengembangan Balai Diklat Industri (BDI). Tujuan dari pelaksanaan forum ini adalah untuk mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan serta kualitas Diklat yang dilaksanakan oleh BDI sehingga diharapkan dapat terwujud link and match antara kebutuhan industri dengan program BDI. Forum dihadiri oleh para Kepala dan pengurus BDI serta perwakilan dari Sekretariat Direktorat Jenderal / Badan di lingkungan Kementerian Perindustrian.

Forum Pengembangan BDI dibuka secara resmi oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Bapak Ansari Bukhari, dan dalam arahannya beliau mengemukakan bahwa ke depan peran BDI semakin besar yaitu selain sebagai lembaga Diklat juga merupakan perpanjangan tangan Kementerian Perindustri di daerah.  Dalam era otonomi daerah, dimana tidak ada hubungan struktural antara Kementerian Perindustrian dengan Dinas-dinas yang menangani bidang industri di daerah, maka BDI sebagai unit dari Kementerian Perindustrian yang berada di daerah tidak saja sebagai lembaga diklat untuk meningkatkan kompetensi SDM aparatur dan SDM industri, namun juga mampu menjadi sumber informasi tentang issue-isue maupun peraturan di bidang industri.

Untuk menciptakan positif image pada customernya maka BDI harus mengembangkan Pelayanan Prima, dengan menyediakan Front Office Pelayanan Publik yang dilengkapi dengan standar pelayanan (Standar Operational Pelayanan / SOP).

Dalam forum ini dihadirkan narasumber/praktisi yang diharapkan dapat memperluaskan wawasan para aparat di BDI dan dapat diaplikasikan dalam program pengembangan BDI yaitu :

  • Direktur Pembinaan Widyaiswara – Lembaga Administrasi Negara, yang menyampaikan tentang ”Pembinaan Widyaiswara serta Penghitungan Angka Kreditnya”.  Diharapkan dari materi ini para Kepala dan pengurus BDI dapat memprogramkan untuk pengembangan karir widyaiswara-widyaiswara yang berada di BDI.
  • Sesditjen IKM yang menyampaikan tentang ”Diklat yang dibutuhkan untuk penumbuhan dan pengembangan IKM di Wilayah I, II, dan III”.  Dari informasi yang disampaikan ini diharapkan dalam penyusunan program pelatihan, BDI menyesuaikan dengan kebutuhan pengembangan industri di daerah masing-masing.
  • Handito Joewono dari ARRBEY, Strategy dan Marketing Consulting Firm dengan materi ”Tantangan Pengembangan Kompetensi SDM Industri”. Dari pemaparan pakar pemasaran ini diharapkan dapat diperoleh informasi tentang tantangan-tantangan dalam pengembangan SDM sehingga dapat disusun strategi pengembangan BDI yang lebih komprehensif dan ke depan diharapkan BDI dapat lebih dikenal oleh para stakeholdernya.

Dalam forum ini juga dibahas tentang Program Pengembangan BDI, dan hasil kesepakatan yang dicapai adalah :

1. PENGEMBANGAN SDM INDUSTRI

  • BDI akan mengambil peran dalam pembinaan industri (IKM) terutama dalam pengembangan SDM industri.
  • Dengan demikian diklat-diklat yang diselenggarakan oleh BDI akan lebih banyak diklat untuk industri, yang aplikatif baik dalam rangka menumbuhkan wirausaha baru maupun mengembangkan industri di daerah masing-masing wilayah. Oleh sebab itu kompetensi atau skill yang diperlukan oleh industri di daerah regionalnya akan dipahami dengan baik.  Maka kerjasama dengan asosiasi indusri, instansi terkait, sentra industri dan industri lainnya harus dilakukan sehingga terjadi diklat yang matching dengan kebutuhan industri.
  • Forum menyepakati diklat yang akan diselenggarakan adalah 40% diklat untuk aparatur dan 60% diklat untuk SDM industri, yang direalisasikan untuk program tahun 2012.
  • Mengingat jumlah dan kemampuan widyaiswara di BDI yang terbatas, maka untuk mendapat tenaga instruktur yang berkualitas, BDI harus segera mengembangkan networking, dan secara paralel mempercepat peningkatan kemampuan widyaiswara.
  • Untuk melaksanakan diklat yang aplikatif dan prima maka kekuatan-kekuatan yang ada di daerah yang tidak dimiliki oleh BDI perlu dimanfaatkan, seperti UPT, Balai Litbang, Sekolah, dan Perguruan Tinggi.
  • Sesama BDI perlu saling sinergi dan berkolaborasi dalam rangka pengembangan BDI.

2. PENGEMBANGAN BDI

  • BDI menyepakati akan mengoptimalkan seluruh asset yang dimilikinya sehingga dapat menghasilkan pelayanan yang bermanfaat dan senantiasa melakukan perubahan dan terobosan baru sesuai dengan perubahan tuntutan industri.
  • Sebagai bahan benchmark dalam pengembangan BDI Perlu direncakan akan dilakukan study banding ke institusi/lembaga diklat yang pengelolaannya sangat baik.
  • Setiap BDI akan menyelenggarakan pelatihan yang bersifat umum tentang manajemen industri (kewirausahaan, manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, diklat lain yang sifatnya manajemen). Dan Untuk mendapatkan hasil pelatihan yang optimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan customer, maka masing-masing BDI ke depan perlu memiliki focus dalam suatu spesialisasi yang akan dibahas kemudian.

3. PROMOSI BDI

  • Untuk menciptakan customer awareness sehingga BDI lebih dimanfaatkan oleh para customernya, maka sebagai ajang mempromosikan kemampuannya, disepakati pada tahun 2012 seluruh BDI telah memiliki website dan melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat promosi.

4. WIDYAISWARA

  • Para Kepala BDI akan lebih memperhatikan karir widyaiswara dengan memaksimalkan keterlibatan widyaiswara dalam setiap penyelenggaraan diklat serta menyusun program yang dapat mengakomodasi pengembangan karir widyaiswara.

5. SERTIFIKAT PELATIHAN

  • Sudah ada standar sertifikat pelatihan yang telah disepakati bersama.

6. STANDAR PELATIHAN

  • Untuk menstandarkan pelatihan yang ada di BDI maka akan dibahas dalam forum standar pelatihan yang direncanakan pada minggu terakhir Mei 2011.