IMPLEMENTASI DAN KERJASAMA INTERNASIONAL DI NEGERI GINSENG

IMPLEMENTASI DAN KERJASAMA INTERNASIONAL DI NEGERI GINSENG

Dalam rangka Implementasi dan Pengembangan Kerjasama Internasional Unit Pendidikan dan Mitra Luar Negeri, pada 12 s/d 16 Oktober 2014 Pusdiklat Industri melakukan kunjungan ke Korea Selatan dengan jumlah peserta sebanyak 22 (dua puluh dua) orang yang diketuai oleh Kepala Pusdiklat Industri dan anggota delegasi yang terdiri dari: perwakilan dari Pusdiklat Industri, Biro Keuangan, SMK-SMAK/SMTI dan Politeknik. Tujuan penyelenggaraan kunjungan dinas ini adalah memahami sistem pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi di Korea Selatan serta mempelajari dan melihat langsung penyelenggaraan pelatihan kejuruan industri di politeknik dan lembaga diklat di sana serta menjajaki kerjasama dengan beberapa institusi/lembaga pelatihan yang dikunjungi dengan difasilitasi oleh SK Telekom, Seongnam Korean Polytechnic, dan GIFTS (Global Institute For Transferring Skills).

Selama di Korea Selatan, delegasi Kemenperin melakukan kunjungan dan dialog yang difasilitasi oleh SK TELECOM ke beberapa institusi pendidikan dan lembaga pelatihan. Di Hari Pertama, rombongan mengunjungi GIFTS (Global Institute For Transferring Skills. GIFTS merupakan salah satu unit organisasi HRD Korea yang menerapkan vocational training system dalam mengembangkan sumber daya manusia. GIFTS berdedikasi dalam membangun skills-oriented society dan merupakan tempat pelatihan bagi para partisipan yang akan mengikuti Skill Competition baik dalam skala nasional maupun internasional. Selain itu, GIFTS juga melakukan kerja sama dan pertukaran internasional transfer skills dan melaksanakan program TVET di negara-negara berkembang. Lembaga pelatihan ini dilengkapi dengan sarana prasarana diklat beserta ruang dan peralatan workshop untuk spesialisasi di bidang machinery, electricity, electronics, industrial installation, automobile, IT, construction, dan textile. GIFTS juga mempunyai fasilitas berupa asrama untuk peserta diklat, auditorium, serta ruang konferensi kapasitas kecil, sedang dan besar.

Keesokan harinya, rombongan mengunjungi SK Telecom. SK Telecom, Co, Ltd merupakan operator telekomunikasi nirkabel yang tergabung dalam SK Group (perusahaan konglomerasi terbesar ketiga di Korea Selatan). Sebagai mobile service provider dengan pangsa pasar terbesar di Korea Selatan, SK Telecom juga melakukan inovasi dalam pembuatan media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi. Perusahaan ini menyediakan alat bantu pengajaran terintegrasi yang dinamakan SMART CLASS. Teknologi ini mencakup penggunaan Papan Tulis Elektronik (Interactive White Board) yang dihubungkan dengan peserta/siswa melalui Tablet. Teknologi seperti ini dapat digunakan sebagai sarana kegiatan pengajaran di kelas ataupun juga dalam proses penerimaan/rekrutmen siswa baru. Teknologi ini juga dilengkapi dengan Book Scanner yang akan memudahkan para pengajar dalam memindahkan bahan ajar ke dalam bentuk digital. Teknologi ini akan melengkapi penggunaan teknologi yang sudah umum dipakai yaitu LCD proyektor.

Seongnam Korean Polytechnic menjadi tujuan kunjungan di hari ketiga. Korea Polytechnics sebagai penyelenggara pendidikan vokasi berbasis kompetensi mempunyai 34 kampus politeknik yang tersebar di Korea Selatan dimana karateristik antar kampus relatif sama. Karakter yang paling dominan adalah karakter perkuliahan yang lebih menitikberatkan pada praktek dibanding hanya berkutat pada teori. Seongnam Korean Polytechnic merupakan politeknik yang menyelenggarakan pendidikan setingkat D-2 untuk mencetak tenaga siap kerja. Politeknik ini bekerja sama dengan industri dan alumni juga telah bekerja di industri besar di Korea. Kurikulum pendidikan di Politeknik Korea menggunakan konsep industry-academia cooperation yang selalu disinkronkan dengan NCS (National Competency Standard). Jurusan utama yang ada dalam politeknik ini meliputi: Mesin Listrik dan Elektronik, Semikonduktor, Moulding, Sistem Otomasi dan Informasi Komunikasi. Semua program di politeknik ini tersedia hanya dalam bahasa Korea. Selanjutnya disampaikan bahwa bentuk kerjasama internasional bisa dilakukan namun harus melalui badan kerja sama internasional Korea yaitu KOICA. Sebelum mengakhiri kunjungan dinas ini, rombongan menyempatkan untuk melapor di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Seoul.

Beberapa hal yang dapat ditindaklanjuti dari kunjungan ini adalah sebagai berikut: Pertama, lembaga/Institut Pelatihan seperti GIFTS terbuka kesempatan untuk bekerja sama dalam melakukan Pelatihan yang terkait dengan Standar Kompetensi Kerja, Pelatihan yang terkait dengan pengembangan kompetensi tenaga pendidik vokasi dan siswa di bidang teknis dan pelatihan bagi tenaga kerja di industri kecil Indonesia di Korea Selatan. Selain itu SK Telecom sebagai perusahaan penyedia media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dapat dijadikan mitra bagi unit pendidikan di bawah Kementerian Peridustrian dalam penyediaan sarana media pembelajaran berteknologi tinggi berbasis teknologi informasi untuk meningkatkan daya saing unit pendidikan yang dimiliki Kementerian Perindustrian. Pada tahun 2015, unit pendidikan tinggi di lingkungan Pusdiklat Industri berencana untuk melengkapi infrastruktur pengajaran dengan Smart Class Technology berupa Interactive White Board dan Book Scanner.

Kedua, Kerjasama dengan Seongnam Korean Polytechnic dapat dilakukan dengan menghubungi KOICA sebagai mitra dan pelatihan khusus berbahasa Korea apabila ingin menjalin kerjasama pendidikan dan pelatihan dengan politeknik tersebut. Seongnam Korean Polytechnic merupakan politeknik yang menyelenggarakan pendidikan setingkat D-2 untuk mencetak tenaga siap kerja untuk industri. Sistem penyelenggaraan pendidikan politeknik tersebut dapat dijadikan benchmark dan sejalan dengan rencana pendirian akademi komunitas setingkat D-1 maupun D-2 pada Pusat Wilayah Pertumbuhan Industri / Kawasan Industri. (yok)