Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Dalam Pertumbuhan Ekonomi di Negara-Negara Berkembang

PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI DI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG

oleh : Achmad Rawangga Yogaswara, ST, MSE

 

 

        Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang sangat penting untuk mengetahui dan mengevaluasi pembangunan suatu negara khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi akan menunjukkan sejauh mana kinerja pemerintah pada berbagai sektor ekonomi dalam menghasilkan nilai tambah atau pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan kinerja perekonomian, dan sebaliknya bila negatif berarti menunjukkan adanya penurunan kinerja perekonomian.

         Saat ini, pola pertumbuhan ekonomi yang beragam sangat umum ditemukan di berbagai negara. Berbagai macam pendapat telah dikemukakan untuk menganalisa faktor-faktor penyebab perbedaan pertumbuhan ekonomi tersebut. Todaro (2000) menjelaskan tiga komponen utama yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu:

  1. Akumulasi barang modal, meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan modal manusia.
  2. Pertumbuhan penduduk, yang selanjutnya akan menambah jumlah angkatan kerja.
  3. Kemajuan teknologi, dapat terjadi karena ditemukannya cara-cara baru atau perbaikan atas cara-cara lama dalam menangani suatu pekerjaan.

          Akumulasi barang modal menjadi penting dalam perkembangan ekonomi, karena dengan barang modal sebagian produk dari berbagai industri dapat dihasilkan. Barang modal dapat mempertinggi efisiensi pertumbuhan ekonomi. Jumlah barang modal akan menentukan jumlah produk yang akan dihasilkan, semakin bertambah barang modal akan semakin tinggi pula produksi yang dihasilkan dalam perekonomian.

           Selain itu, pertumbuhan penduduk yang bekerja memungkinkan perekonomian suatu negara mengalami peningkatan. Semakin tinggi tingkat angkatan kerja, semakin banyak pula pilihan lapangan kerja yang dapat berkontribusi terhadap peningkatan perekonomian suatu negara.

           Sedangkan kemajuan teknologi ditandai dengan adanya investasi dalam teknologi baru yang berpotensi meningkatkan perekonomian suatu negara, karena teknologi baru pasti lebih efisien daripada teknologi lama. Terjadinya revolusi industri pada abad 18 hingga 19 memungkinkan Inggris untuk menghasilkan output yang relatif besar dengan sumber daya yang sedikit, dan menjadi industri ekonomi pertama di dunia. Selain itu, teknologi mampu menciptakan barang modal baru dan menghasilkan barang dengan mutu tinggi yang bernilai ekonomi tinggi.

            Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, salah satu faktor utama yang membedakan tingkat pertumbuhan ekonomi antar negara adalah perkembangan teknologi. Teknologi yang saat ini sedang berkembang pesat adalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). TIK merupakan teknologi pengolahan dan penyebaran data menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). TIK telah menjadi fasilitas utama bagi berbagai kegiatan sektor kehidupan, dimana memberikan andil besar terhadap perubahan-perubahan yang mendasar pada struktur operasi dan manajemen organisasi, pendidikan, transportasi, kesehatan maupun penelitian.

             Selama dua dekade terakhir, sektor TIK di seluruh dunia telah berkembang pesat. Output perekonomian dunia juga telah tumbuh pada tingkat yang lebih cepat selama periode tersebut. Secara khusus, banyak negara berkembang telah mengalami pertumbuhan yang cepat.

Saat ini kita hidup di dunia dimana TIK telah mengambil peran utama, TIK membawa perubahan drastis tidak hanya untuk ekonomi tetapi juga untuk seluruh masyarakat. Kita telah bergerak menuju sebuah negara dimana masyarakatnya membutuhkan informasi yang semakin global, negara-negara di seluruh dunia telah mencurahkan sumber daya yang lebih besar untuk pengembangan TIK untuk mendorong munculnya kegiatan perdagangan secara elektronik dan meningkatkan lingkup ekonominya.

Tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan TIK adalah salah satu kekuatan pendorong globalisasi dan pesatnya pertumbuhan ekonomi dunia. Perkembangan satelit, serat optik, teknologi mobile dan internet telah sangat meningkatkan komunikasi global dan memfasilitasi pertukaran informasi antara individu di dunia. Inovasi teknologi di bidang TIK telah mengurangi biaya komunikasi dan memfasilitasi globalisasi pasar.

         Untuk menyelidiki faktor-faktor penentu kontribusi TIK terhadap pertumbuhan ekonomi pada suatu negara, penulis mengacu kepada penelitian-penelitian sebelumnya yang telah mengidentifikasikan bahwa tingkat pendidikan, keterbukaan perdagangan serta investasi TIK adalah faktor-faktor utama.

           Penelitian-penelitian antar negara yang dilakukan Dewan & Kraemer (1998), Pohjola (2000) dan Schreyer (2000) telah menemukan bahwa investasi TIK terkait dengan peningkatan output yang signifikan bagi negara maju tetapi tidak untuk negara-negara berkembang. Meskipun kurangnya bukti peningkatan output, negara-negara berkembang telah meningkatkan investasi mereka di bidang TIK secara signifikan. Misalnya, Cina memiliki kurang lebih dari 10 juta komputer pada tahun 1998 dan hampir 1 juta pengguna internet. Satu dasawarsa kemudian, Cina adalah pasar terbesar kedua di dunia untuk komputer dengan penjualan sekitar 40 juta pada tahun 2009 dan pengguna internet terbesar dengan lebih dari 400 juta pengguna. Pertumbuhan yang sama pesatnya dapat ditemui juga di India, Amerika Latin, Asia Tenggara yang telah menggunakan TIK di negara-negara berkembang. Mengingat semua investasi ini, ada kebutuhan penelitian untuk mempelajari apakah investasi sudah mulai berkontribusi dalam output yang lebih besar untuk negara-negara berkembang.

           Menurut Vu (2001), pesatnya penyerapan TIK telah mengubah dunia menjadi masyarakat yang selalu berkaitan dengan TIK. Hal ini jelas bahwa masyarakat, dunia bisnis maupun pemerintah sekarang memiliki akses yang lebih baik ke informasi dan pengetahuan. Baik dalam hal skala, ruang lingkup, dan kecepatan. Selain itu, kekayaan informasi dan pengetahuan tanpa henti tumbuh secara cepat, hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.

             Kita dapat menyoroti tiga hal utama yang berkaitan dengan efek positif TIK pada pertumbuhan ekonomi, yaitu:

  1. Mendorong inovasi dan penyerapan teknologi;
  2. Meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya; dan
  3. Mengurangi biaya produksi.

            Dalam hal mendorong peningkatan inovasi dan penyerapan teknologi, telah banyak penelitian yang membuktikan bahwa aktivitas riset dan pengembangan (research and development) sebagai mesin utama dalam pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Barro & Sala-i-Martin (1995) menyajikan model leader-follower sederhana untuk menguji bagaimana inovasi dan teknologi tiruan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Dalam model ini, pertumbuhan ekonomi negara leader didorong oleh inovasi, sementara pertumbuhan ekonomi negara follower tergantung pada tiruan dari inovasi yang telah dibuat dalam ekonomi negara leader. Model ini dapat ditafsirkan sebagai cara baru untuk mengungkapkan bagaimana penetrasi TIK dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi baik negara leader dan negara follower.

            TIK pada negara leader dapat meningkatkan pertumbuhan dengan cara:

  1. TIK dapat mengurangi biaya pembelajaran dan komunikasi yang terkait dengan aktivitas inovasi, yang akan mengurangi biaya riset dan pengembangan.
  2. Memperbesar peran tenaga kerja dengan membuat pengetahuan lebih mudah diakses oleh orang banyak dan memfasilitasi pembelajaran mereka, TIK secara tidak langsung mampu meningkatkan tingkat rata-rata pengetahuan angkatan kerja.
  3. TIK meningkatkan kualitas tata kelola dengan cara penggunaan aplikasi secara on-line, kemitraan pemerintah-swasta dan proses pembelajaran dari seluruh dunia, sehingga TIK dapat meningkatkan produktivitas pekerja dan negara secara agregat.

           Karena adanya proses adaptasi teknologi oleh negara follower terhadap inovasi teknologi pada negara leader, maka semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi pada negara leader, akan berdampak secara tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi pada negara follower. Dengan adanya peran serta penduduk sebagai tenaga kerja, maka negara yang memiliki jumlah populasi lebih banyak akan mendapatkan keuntungan dari meningkatnya pertumbuhan ekonomi.

           Dalam hal efisiensi alokasi sumber daya, TIK dapat menyediakan sektor bisnis alat yang lebih efisien dan efektif untuk riset pasar, komunikasi dengan pelanggan dan pemasok. Dengan memperdalam penetrasi TIK akan meningkatkan rata-rata kinerja bisnis perusahaan, dan akibatnya akan memiliki dampak positif pada pertumbuhan ekonomi.

           Sedangkan dalam hal pengurangan biaya produksi, TIK memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk mengurangi biaya produksi secara signifikan karena biaya komunikasi yang jauh lebih rendah dan akses yang lebih baik kepada pemasok.

            Pada dasarnya infrastruktur TIK di negera-negara berkembang sudah mengalami peningkatan signifikan, ditandai dengan kapasitas bandwidth internet yang meningkat di Afrika Selatan dan Brasil serta penurunan tarif di Turki. Namun dampak ekonominya masih stagnan, khususnya di Afrika Selatan, Brasil dan Meksiko. Hal ini salah satunya disebabkan rendahnya kualitas sistem pendidikan, sehingga hanya menghasilkan dampak kecil terhadap perekonomian. Walaupun begitu, Brasil merupakan pasar terbesar kelima di dunia untuk telepon seluler.

            Lain halnya di Filipina yang telah memiliki industri telepon seluler canggih dan konsentrasi pengguna yang tinggi. Lebih dari lima juta pengguna ponsel juga menggunakan ponsel mereka sebagai dompet virtual, sehingga menjadikan Filipina sebagai salah satu negara berkembang yang terbanyak dalam menyediakan transaksi keuangan melalui jaringan selular. Peran TIK dalam menciptakan produk-produk baru dan layanan tidak dapat diabaikan dalam memberikan kontribusi terhadap perekonomian.

           Begitu juga di Malaysia yang mencoba untuk meniru keberhasilan Korea Selatan, pemerintah Malaysia telah mengejar rencana transformasi jangka panjang dengan ambisi mencapai status negara berpenghasilan tinggi pada akhir dekade ini, dengan TIK memainkan peran penting. Jaringan telekomunikasi adalah yang kedua terbesar setelah Singapura di Asia Tenggara, dengan 4,7 juta pelanggan sambungan tetap dan lebih dari 30 juta pelanggan seluler.

            Dalam hal pengguna, TIK mengalami peningkatan baik pengguna individu, perusahaan dan dunia bisnis, maupun dari sisi pemerintah. Seperti halnya di India, banyak perusahaan telah mengadopsi teknologi baru yang relatif cepat. Meskipun begitu, tingkat penetrasi dari internet dan telepon di antara penduduk India tetap yang paling rendah di antara negara berkembang Asia. Meskipun telepon seluler telah banyak dijumpai, hanya satu dari sepuluh penduduk yang menggunakan internet secara teratur.

            Sama halnya di Indonesia yang ditunjukkan oleh sektor swasta yang semakin agresif dalam mengadopsi teknologi terbaru. Perusahaan cepat menyerap teknologi terbaru dan menjadi semakin inovatif. Telepon seluler sudah di mana-mana, teknologi broadband mobile meningkat drastis antara tahun 2010 dan 2011, mencapai 22 pelanggan per 100 penduduk. Penggunaan TIK oleh pemerintah juga memberikan kontribusi terhadap tren positif.

           Namun investasi TIK pada negara-negara berkembang belum sepenuhnya berperan signifikan terhadap peningkatan output perekonomiannya, hal tersebut dikarenakan masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat pada negara-negara berkembang. Meskipun peningkatan akses dan infrastruktur telah terlihat secara signifikan, namun keterbatasan sumber daya manusia menyebabkan mayoritas masyarakatnya lebih memilih untuk melakukan kegiatan media sosial dan hanya sedikit yang menggunakan fasilitas TIK untuk kegiatan komersial yang dapat meningkatkan tingkat perekonomian.

 

DAFTAR PUSTAKA

  1. Barro, R. J., & Sala-i-Martin, X. (1995). Economic Growth. New York: McGraw-Hill.
  2. Dewan, S., & Kraemer, K. L. (1998). Information Technology and Productivity: Evidence from Country-Level Data. Management Science, 46(4), 548–562.
  3. Pohjola, M. (2000). Information Technology and Economic Growth: A Cross-Country Analysis. World Institute for Development Economics Research Working Paper No. 173.
  4. Schreyer, P. (2000). The Contribution of Information and Communication Technology to Output Growth: A Study of the G7 Countries. OECD Science, Technology and Industry Working Papers.
  5. Todaro, M. P. (2000). Economic Development. Michigan: Addison Wesley.
  6. Vu, K. M. (2011). ICT as a Source of Economic Growth in the Information Age: Empirical Evidence from the 1996-2005 period . Telecommunication Policy 35, 357-372.