Garut Jadi Pusat Industri Minyak Atsiri

Jakarta - Departemen Perindustrian (Depperin) akan mengembangkan pilot project basis produksi minyak atsiri (aroma) akar wangi di Garut. Dengan demikian kejayaan Indonesia sebagai penghasil minyak atsiri akan kembali bisa menyangi Haiti.

 Hal ini disampaikan oleh Direktur Kimia dan Bahan Bangunan Ditjen IKM Departemen Perindustrian Setio Hartono di JCC, Minggu malam (28/6/2009). 

"Kita akan kembangkan kawasan produksi minyak atsiri, pilot project di Garut, studi kelayakannya sedang dibuat," katanya.

 

 Setio menambahkan alasan pemilihan Garut sebagai pilot project pusat industri minyak atsiri karena setidaknya ada 5 kecamatan yang cukup aktif mengembangkan penyulingan minyak atsiri akar wangi di kota dodol tersebut. Setidaknya ada 32 pemain penyulingan minyak atsiri yang memiliki kapasitas 30 ton per tahun.

 Untuk tahap pertama pada tahun depan Depperin akan membangun pabrik skala menengah (unit pelayanan terpadu/UPT) di Kecamatan Samarang Garut. Tujuaanya dibangun pabrik ini agar kualitas minyak atsiri produksi para petani dan penyuling bisa tetap terjaga kualitasnya.

 "Akan disiapkan boiler milik koperasi, masyarakat penyuling, bisa memakai boiler-nya biar pemerintah yang menyediakan, agar tidak seenak menggunakan tekanan bar, sehingga kualitas tetap terjaga," jelasnya.

 Untuk anggaran tahun depan Depperin setidaknya akan menyiapkan dua boiler sebagai UPT dengan masing-masing seharga Rp 500-600 juta per boiler atau kurang lebih sebesar Rp 1 miliar.

 "Maka dengan demikian potensi kapasitas akan naik 70 ton per tahun, sekarang ini baru 30 ton," imbuhnya.

 Selain itu, kata Setio, proyek ini mulai direspon postif oleh pelaku eksportir minyak atsiri, yaitu sudah ada pelaku eksportir yang mau menjamin, akan memasarkan dengan berani membeli harga 2 kali lipat. Saat ini harga per kilo minyak atsiri akar wangi Rp 800.000 per kilo, jika diolah dengan kualitas baik bisa mencapai Rp 1,6 juta per kilo.

 "Akar wangi dan turunannya bisa dibuat parfum sintesis," ucapnya.

 (hen/lih) Suhendra - detikFinance