Login

Pusat Pendidikan & Pelatihan Industri

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

sdma-header.jpg

PEMBUKAAN DIKLAT PIM TINGKAT III ANGKATAN IV

disampaikan oleh Mufidah, S.Si, MT

                Diklat PIM III tahun ini diadakan mulai tanggal 5 Mei s.d 11 Agustus 2015. Diklat ini merupakan diklat tahun kedua menggunakan pola baru dan diikuti oleh 30 orang dari berbagai satker yang tersebar di seluruh Indonesia. Satker yang mengikuti diklat ini terdiri atas inspektorat 1 orang, Pusat dan Biro 4 orang, Direktorat teknis 10 orang, Balai Besar dan Baristand Industri 14 orang serta Balai Diklat Industri 1 orang.

 

PEMBUKAAN DIKLAT PIM

Sambutan Sestama LAN

                Diklat dibuka pada tanggal 5 Mei 2015 dan dihadiri oleh Sekretaris Utama LAN, DR Adi Suryanto MSi. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa pola diklat saat ini telah berubah dari pola diklat PIM sebelumnya. Dahulu PIM dilakukan selama beberapa minggu dan semuanya dilakukan dalam kelas sehingga cenderung membosankan dan melelahkan karena kegiatan banyak menggunakan ceramah dan peserta lebih banyak duduk.Untuk diklat pola baru saat ini, diharapkan para pemimpin/ pejabat struktural dapat menjadi pemimpin perubahan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Oleh karena itu, cara mengadakan training, bahannya harus berbeda dari diklat sebelumnya.

Para pemimpin harus diuji bahwa apa yang dilakukannya benar-benar memberikan perubahan. Oleh karena itu seluruh peserta diklat baik dari PIM I hingga IV harus diuji dengan seminar proyek perubahan. Peserta diharuskan lulus, akan tetapi jika masih belum lulus pada seminar tersebut peserta masih diberi kesempatan untuk mengulang.

LAN saat ini sedang berusaha meningkatkan kualitas diklat PIM. Dahulu ada kalanya orang mengikuti diklat PIM hanya untuk menjalankan kewajiban. Beliau berharap itu tidak akan terjadi lagi. Saat ini ketika orang mengikuti lelang jabatan diminta untuk mengikuti diklat PIM yang menjadi syarat pada jabatan sebelumnya. Sehingga banyak orang berbondong-bondong mengikuti diklat PIM.

Peserta tidak akan lagi bosan karena pola diklat saat ini dilakukan dengan on dan off campus. Peserta mempunyai kesempatan untuk kembali ke tempat kerja. Selain itu rekan-rekan widyaiswara juga mendesain metode pembelajaran yang tidak membosankan tidak hanya ceramah maupun diskusi akan tetapi juga seperti visitasi, jalan-jalan dsb. Widyaiswara juga telah dilatih agar mengembangkan wawasannya tidak hanya terpaku dari modul, sehingga materi yang perlu diupdate dari modul sudah diupdate oleh mereka.

Beliau percaya Pusdiklat Industri akan menjalankan diklat ini dengan baik. Beliau juga meminta peserta agar enjoy, menikmati diklat PIM tersebut karena dengan mengikuti diklat ini tidak akan sia-sia. Peserta juga diharapkan dapat menyelesaikan dengan baik dan memberikan proyek perubahan. Jika ada peserta yang lulus, diharapkan proyek yang dibuatnya benar-benar memberi perubahan di unit kerjanya dan memberikan performance yang lebih baik.

Di RPJMN diharapkan pada tahun 2024 pegawai menjadi berkelas dunia. Oleh karena itu perlu diciptakan proyek-proyek perubahan untuk mendukungnya. Di akhir sambutannya beliau juga menyampaikan selamat mengikuti kepada para peserta diklat dan berterima kasih atas upaya Pusdiklat Perindustrian dalam menjalankan diklat.

Sambutan Kapusdiklat Industri

Pada awal sambutannya Kapusdiklat Industri menyampaikansecararingkasmengenaikinerjasektorindustri.

Selama tahun 2014, sektor Industri Pengolahan Non Migas masih menjadi motor dan sumber pertumbuhan ekonomi terbesar dengan tingkat pertumbuhan mencapai 5,34%atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,06%, namun masih lebih rendah dibanding tahun 2013 yang mencapai 6,10%.

Pada tahun 2015 ini pertumbuhan industri ditargetkan mencapai 6,1% dikoreksi dari target semula 6,8% mengingat belum stabilnya faktor-faktor pendukung serperti stabilitas ekonomi dan politik nasional.

Untuk mempercepat pembangunan industri nasional diperlukan dukungan SDM Industri yang kompeten khususnya tenaga kerja sektor industri. Namun saat ini masih terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang perlu menjadi perhatian bersama dalam rangka pembangunan tenaga kerja industri, antara lain:

  1. a.Masih rendahnya kompetensi tenaga kerja sektor industri.
  2. b.Masih rendahnya produktivitas tenaga kerja Indonesia di banding Negara-negara ASEAN lainnya.
  3. c.Masih tingginya tingkat pengangguran terbuka, mencapai 7,4 juta orang atau 6,25% dari total angkatan kerja nasional.
  4. d.Penyebaran tenaga kerja industri yang tidak merata, dimana 75% tenaga kerja industri terkonsentrasi di Pulau Jawa, hanya sekitar 13% berada di Pulau Sumatera, sementara pada masing-masing pulau lainnya kurang dari 5%.
  5. e.Masih sedikitnya jumlah wirausaha di Indonesia, yaitu pada tahun 2012 hanya sebesar 1,56 persen dari jumlah penduduk, sementara dibutuhkan setidaknya 2 persen wirausaha (inovatif) dari total jumlah penduduk untuk menjadi sebuah negara maju.
  6. f.Tantangan pasar bebas tenaga kerja menghadapi AEC 2015, karena dengan diberlakukannya AEC pada akhir tahun 2015, maka tenaga kerja Indonesia harus siap bersaing dengan tenaga kerja dari negara-negara ASEAN lainnya.

Dalam menghadapi permasalahan dan tantangan SDM Industri di atas, UU No 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian mengamanatkan 14 pasal yang terkait dengan pembangunan SDM Industri yang antara lain meliputi Pembina Industri, Tenaga Kerja Industri, Wirausaha Industri dan KonsultanIndustri.

Untuk itu, Pusdiklat Industri sebagai lembaga yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pembangunan SDM Industri melakukan berbagai langkah dalam rangka pembangunan dan penyediaan tenaga kerja industri yang kompeten sesuai dengan kebutuhan sektor industri nasional.

Terkait dengan pembangunan tenaga kerja industri, Kementerian Perindustrian telah menyiapkan rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pembangunan Sumber Daya Industri, yang salah satunya memuat langkah-langkah pembangunan tenaga kerja sektor industri, yang meliputi:

  1. Pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi,
  2. Diklat industri berbasis kompetensi,
  3. Pemagangan pada perusahaan Industri, dan
  4. Penerapan sertifikasi kompetensi

Sedangkan yang terkait dengan kegiatan Pembangunan Pembina Industri saat ini telah disusun SKKNI Pembina Industri sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 396 Tahun 2014.

Adapun Kompetensi Teknis Pembina Industri, mencakup:

-       Kemampuan membina pengelolaan perusahaan industri; dan

-       Kemampuan untuk menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi kebijakan sektor industri.

Kompetensi Teknis Pembina Industri ini dibangun melalui Diklat Teknis Sistem Industri dan Diklat Teknis Ekonomi Industri yang dilaksanakan secara berjenjang;

Beberapa hal yang beliau sampaikan di atas merupakan pengetahuan terkait sektor industri yang perlu peserta ketahui dan pelajari lebih jauh karena terkait dengan pelaksanaan tugas-tugas peserta sebagai aparatur pembina industri.

Disamping itu, sebagai aparatur yang menduduki jabatan eselon III, peserta juga perlu dibekali dengan kompetensi kepemimpinan dan manajerial yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan tugas-tugas jabatan.

Kompetensi Manajerial, mencakup kemampuan dalam mengelola organisasi dan memimpin perubahan dalam organisasi, yang dibangun melalui Diklat Kepemimpinan (PIM) baik melalui PIM IV, PIM III, PIM II maupun PIM I, dimana Penyelenggaraan Diklatnya mengacu pada ketentuan yang ditetapkan oleh instansi pemerintah yang menangani bidang pembinaan diklat aparatur, dalam hal ini oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN).

SesuaidenganUU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), pegawai ASN diserahi untuk melaksanakan 3 (tiga) tugas, yaitu tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu.

Untuk itu melalui diklat Kepemimpinan Tingkat III ini, peserta dibekali dengan kompetensi untuk merancang suatu perubahan di unit kerjanya dan memimpin perubahan tersebut hingga menghasilkan peningkatan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan pada lingkup jabatannya, yaitu  eselon III.

Pada akhir sambutannya beliau mengucapkan selamatmengikutikepada peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat III. Beliau berpesan agar para peserta mengikuti diklat ini dengan penuh disiplin, semangat belajar dan etoskerja yang tinggi, serta memanfaatkan kesempatan ini untuk membangun jejaring kerjasama dengan teman-teman satu angkatan.